Kerja Keras (adik dan kakak)
Suatu hari hiduplah keluarga miskin. Yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik. Mereka hanyalah orang miskin. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, ibunya bekerja pada orang lain.Orang tua kakak beradik itu pulang pada sore hari. Sehingga sang kakak harus menjaga baik sang adik.
Si kakak bersekolah SMP, sekolahnya tak jauh dari sekolah adiknya. Hanya beda berapa gang saja. Si adik harus menunggu kakaknya saat ia pulang sekolah. Adik menunggu jemputan kakaknya. Biasanya si adik pulang jam dua belas, sementara kakaknya pulang jam dua siang. Jadi si adik harus menunggu dua jam.
Sang Kakak sangatlah sibuk. Adiknya tau bahwa si kakak tak pernah punya waktu untuknya. Setiap adik melewati kamar kakaknya, kakaknya selalu terlihat mengerjakan sesuatu. Kata kakaknya, banyak tugas yang harus dikerjakan dan harus segera dikumpulkan.
Suatu hari, kakaknya sudah telat beberapa bulan membayar sekolah. Jika tidak segera membayar, si kakak terpaksa harus dikeluarkan. Kakak memutuskan untuk bekerja di tetangga sebelah. Dengan upah tak seberapa, yakni sepuluh ribu per hari. Si adik merasa bahwa kakaknya itu salah. Lantaran sang kakak harus menyapu, mengepel, berkebun, memcuci mobil. Begitulah yang adiknya lihat ketika diajak kakaknya. Sang kakak memang mengajak adiknya ikut agar tak sendirian di rumah.
Saat pulang sore, kakaknya lupa membersihkan rumah. Tiba-tiba datang ayah dan ibunya dari luar. Si kakak terkejut dan takut di marahi. Ternyata benar, si Kakak di marahi habis habisan oleh ibunya. Sang kakak hanya diam saja dan menunduk ketakutan. Si adik yang melihat itu merasa kasihan. Si adik melihat kakaknya jam tiga pagi bangun untuk mencuci. Namun hari kedua masih sama, kakaknya dimarahi ibunya lagi, karena tidak mengepel dan menyapu, apalagi tidak mengangkat jemuran.
Hari ketiga, adiknya memutuskan untuk tidak ikut ke rumah tetangga. Ia memutuskan tinggal untuk membersihkan rumah. Tanpa kakaknya tau, ia membersihkan seluruh rumah. Padahal ia baru kelas dua sd. Namun semangatnya untuk membantu sang kakak terus berkobar. Hingga pada sore harinya rumah terlihat bersih. Tak ada yang dimarahi oleh ibunya. Sang kakak merasa ada yang aneh hari ini. Namun ia tak sadar bahwa ia tidak dimarahi karena rumah bersih. Pikirannya terlalu kacau.
Seminggu telah berlalu. Kakak sudah mengetahu dari tiga hari kemarin bahwa adiknya lah yang membantunya. Ia mengetahui itu saat hendak kembali ke rumah lantaran ada yang ketinggalan. Kakanya sungguh terharu melihat adiknya. Hari ini si adik berulang tahun. Saat sarapan ia dengan wajah berseri menuju ruang makan yang sempit. Ia menanyakan hari ini hari apa pada ibunya. Namun ibunya maupun ayahnya lupa. Sang adik sangat kecewa, ia pergi ke kamarnya dengan berlari. Ibunya yang melihat itu bingung tapi tak peduli.
Si adik berlari menuju kamarnya yang juga kamar kakaknya. Ia duduk di kasur ingin menangis. Namun ia melihat kotak kardus yang tergeletak di meja. Si adik penasaran lalu mengintip. Tulisan HAPPY BIRTHDAY ADIKKU tertulis di sebuah kue mini. Saat sang adik menoleh kebelakang ia melihat kakaknya berdiri di ambang pintu sambil tersenyum. Adiknya lalu segera berlari dan memeluk kakannya. Si kakak berterima kasih pada adiknya yang selama ini ternyata telah membantu kakanya. Si adik bertanya bukankah uang kakanya untuk membayar sekolah, bukannya malah membelikan adiknya kue. Sang kakak menjawab bahwa sekolahnya sudah dapat beasiswa karena prestasinya selama ini. Itulah alasan kakaknya selalu dikamar mengerjakan sesuatu.
Si adik dan kakak lalu bercanda ria di kamar sambil memakan kue itu bersama sama. Walaupun kecil dan sederhana, mereka menghabiskan kue itu dengan bahagia.
Komentar
Posting Komentar